Yang pertama roda lahir di Eropah. Automotif juga lahir di Eropah, dan tentu saja Amerika. Jadi merekalah penentu peraturan pengguna jalan ini pada awalnya. Tapi bukan berarti hanya maunya DLLAJR tiap negara harus jalan begini dan begitu. Rupanya masalah politik juga menentukan. Ini terjadi zaman Perang Napoleon-Inggris. Memang benar sebelum tahun 1794, di Perancis orang berkendara sudah disebelah kanan. Maka ketika Napoleon berkuasa, termasuk daerah jajahannya diperintahkannya berkendara disebelah kanan jalan. Daerah jajahannya di Swiss, Jerman, Italy, Polandia dan Spanyol, ikut disebelah kanan. Sebaliknya negara musuh Perancis membuat peraturan berkendara disebelah kiri jalan. Mereka adalah Inggris, Hongaria, Rusia dan Portugal. Negara jajahan keduanya di Asia dan Afrika juga mengikuti koloni mereka. India dan Indonesia ketika dijajah Inggris berkendara disebelah kiri jalan. Belanda dijajah Napoleon, makanya berkendara disebelah kanan. Setelah berkuasa lagi di Hindia Belanda, Belanda tidak merubah aturan Inggris tersebut sehingga sampai sekarang Indonesia berkendara disebelah kiri jalan. Inggris tetap berkendara disebelah kiri jalan, termasuk Australia. Amerika Serikat menetapkan peraturannya sendiri. Sejak awal, mereka berkendara disebelah kanan jalan. Seperti disebut diatas peraturan jalan dikanan jalan sudah mantap disejumlah negara Eropah. Ketika Jerman melakukan Aneksasai Austria pada awal tahun 1938, dirubahnya peraturan menjadi jalan kiri. Ini juga terjadi di Cekoslovakia. Rupanya Hitler Jerman tidak mau ketinggalan. Ketika menaklukan Austria tanggal 12 Maret 1938, segera diperintahkannya pemakai jalan merubah berkendara dari kiri kekanan lagi dalam satu malam. Bisa dibayangkan terjadilah kekacauan karena rupanya trem juga terkena peraturan tersebut. Pada tahun 1939, Ceko dan Honggaria juga harus mengikuti aturan ini. Selain faktor politik, faktor ekonomi juga diperhatikan. Misalnya Swedia pada tahun 1967 merubah aturan jalan rayanya berjalan kesebelah kanan, karena rupanya tidak mau pusing-pusing dan lebih ekonomis, disebabkan Mobil Volvo dan Saab yang laku keras dinegara yang berkendara disebelah kanan. (milis mediacare).
Ternyata perbedaan posisi ketika menyetir mobil di beberapa negara memiliki kisah unik yang melatarbelakanginya . Negara-negara dengan sistem lalu lintas di sisi kiri yang berarti mengemudi dengan stir kanan ternyata asal usulnya berasal dari Inggris. Mengapa demikian? Inti jawabannya sebenarnya karena kebanyakan orang ternyata adalah right-handed (dominan menggunakan tangan kanan dalam aktivitasnya) begitupun dengan ahli pedang dan ksatria di Inggris. Hal ini membuat mereka lebih suka berjalan di sisi kiri agar tangan kanan mereka lebih dekat pada lawan dan pedang di sarungnya jauh dari jangkauan musuh. Umumnya negara-negara koloni Inggris akan mengikuti sistem lalu lintas sisi kiri karena kebiasaan yang dibawa oleh orang Inggris.
Hal di atas ternyata berbeda dengan di Prancis dan Amerika Serikat yang memiliki sistem lalu lintas sisi kanan yang berarti jika kita menyetir di kedua negara tersebut maka kita akan menggunakan stir kiri. Sejarahnya dimulai pada akhir sekitar 1700-an, saat buruh angkut di kedua negara tersebut mengangkut hasil peternakan dalam gerbong besar yang ditarik kuda. Ternyata gerbong tersebut tidak mempunyai tempat duduk untuk pengemudinya sehingga kusir terpaksa duduk di sisi sebelah kiri dari punggung kuda agar dapat menggunakan tangan kanannya untuk memecut kudanya. Duduk di punggung kuda sebelah kiri, secara alamiah kusir dapat melihat tiap gerbong yang berpapasan dari arah berlawanan di sebelah kiri dan memastikan kondisi jalan yang dilalui oleh gerbong. Karena hal tersebut, kusir tetap melaju di sisi kanan jalan.
Nah, bagaimana dengan Indonesia? ternyata pengalaman dijajah oleh Belanda selama 3,5 abad memberikan pengaruh yang besar. Meskipun sistem lalu lintas di Belanda sempat berubah dari sisi kiri, mengikuti sistem di Inggris, menjadi sisi kanan karena sempat dijajah oleh Napoleon, hal itu tidak mengubah kebiasaan awal mereka ketika telah tiba di Indonesia. Inilah sebabnya sampai saat ini ketika menyetir mobil, kita selalu menggunakan stir kanan.(Yahoo!Answers)
Indonesia, the world's fourth most populous country, drives on the left, despite being a former colony of the Netherlands, which drives on the right. This originated from British rule in Indonesia under Thomas Stamford Raffles between 1811 and 1816. Even though the country is an archipelago there are three land borders, those with Malaysia, East Timor and Papua New Guinea. All of these countries also drive on the left, Malaysia as a legacy of British rule, East Timor as a result of previous Indonesian occupation and Papua New Guinea as a result of Australian rule following World War I until 1975. However, cars imported from the US are left hand drive, and trains keep to the right hand side of the track, as in the Netherlands.
However, there is one exception: In Surabaya city, on Praban Street (one of the main streets in central Surabaya), traffic drives in both directions on the right hand side for approximately 500 metres (550 yards). The street is very crowded and the right hand drive style helps the efficient flow of traffic, especially from Gemblongan Street, from which vehicles can directly turn right to Praban Street. Vehicles from Blauran Street can similarly turn directly right. Because there is a separator dividing the two sides of the street, local drivers have little difficulty.(Wikipedia)
Ternyata perbedaan posisi ketika menyetir mobil di beberapa negara memiliki kisah unik yang melatarbelakanginya . Negara-negara dengan sistem lalu lintas di sisi kiri yang berarti mengemudi dengan stir kanan ternyata asal usulnya berasal dari Inggris. Mengapa demikian? Inti jawabannya sebenarnya karena kebanyakan orang ternyata adalah right-handed (dominan menggunakan tangan kanan dalam aktivitasnya) begitupun dengan ahli pedang dan ksatria di Inggris. Hal ini membuat mereka lebih suka berjalan di sisi kiri agar tangan kanan mereka lebih dekat pada lawan dan pedang di sarungnya jauh dari jangkauan musuh. Umumnya negara-negara koloni Inggris akan mengikuti sistem lalu lintas sisi kiri karena kebiasaan yang dibawa oleh orang Inggris.
Hal di atas ternyata berbeda dengan di Prancis dan Amerika Serikat yang memiliki sistem lalu lintas sisi kanan yang berarti jika kita menyetir di kedua negara tersebut maka kita akan menggunakan stir kiri. Sejarahnya dimulai pada akhir sekitar 1700-an, saat buruh angkut di kedua negara tersebut mengangkut hasil peternakan dalam gerbong besar yang ditarik kuda. Ternyata gerbong tersebut tidak mempunyai tempat duduk untuk pengemudinya sehingga kusir terpaksa duduk di sisi sebelah kiri dari punggung kuda agar dapat menggunakan tangan kanannya untuk memecut kudanya. Duduk di punggung kuda sebelah kiri, secara alamiah kusir dapat melihat tiap gerbong yang berpapasan dari arah berlawanan di sebelah kiri dan memastikan kondisi jalan yang dilalui oleh gerbong. Karena hal tersebut, kusir tetap melaju di sisi kanan jalan.
Nah, bagaimana dengan Indonesia? ternyata pengalaman dijajah oleh Belanda selama 3,5 abad memberikan pengaruh yang besar. Meskipun sistem lalu lintas di Belanda sempat berubah dari sisi kiri, mengikuti sistem di Inggris, menjadi sisi kanan karena sempat dijajah oleh Napoleon, hal itu tidak mengubah kebiasaan awal mereka ketika telah tiba di Indonesia. Inilah sebabnya sampai saat ini ketika menyetir mobil, kita selalu menggunakan stir kanan.(Yahoo!Answers)
Indonesia, the world's fourth most populous country, drives on the left, despite being a former colony of the Netherlands, which drives on the right. This originated from British rule in Indonesia under Thomas Stamford Raffles between 1811 and 1816. Even though the country is an archipelago there are three land borders, those with Malaysia, East Timor and Papua New Guinea. All of these countries also drive on the left, Malaysia as a legacy of British rule, East Timor as a result of previous Indonesian occupation and Papua New Guinea as a result of Australian rule following World War I until 1975. However, cars imported from the US are left hand drive, and trains keep to the right hand side of the track, as in the Netherlands.
However, there is one exception: In Surabaya city, on Praban Street (one of the main streets in central Surabaya), traffic drives in both directions on the right hand side for approximately 500 metres (550 yards). The street is very crowded and the right hand drive style helps the efficient flow of traffic, especially from Gemblongan Street, from which vehicles can directly turn right to Praban Street. Vehicles from Blauran Street can similarly turn directly right. Because there is a separator dividing the two sides of the street, local drivers have little difficulty.(Wikipedia)
i love this blog
ReplyDelete